Tujuan Ilahi Melalui Penderitaan

Tujuan Ilahi Melalui Penderitaan

Yesaya 28:23 Pasanglah telinga dan dengarkanlah suaraku; perhatikanlah dan dengarkanlah perkataanku! 24 Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? 

Seorang petani tentu sangat faham dengan waktu atau musim. Karena ketepatan mengenal waktu atau musim akan menentukan hasil yang akan dituai. 

Petani tahu kapan membajak, menabur dan menuai. Tidak ada petani yang setiap hari membajak atau mencangkul. Petani yang benar akan menjalankan proses dengan tepat. Pertama tanah akan dibajak atau dicangkul, kemudian ditaburkan benih, dipelihara dengan sistem pengairan yang baik serta pemberian pupuk.

Demikianlah cara Tuhan memproses kita. Ada waktu hidup kita dibajak. Pada tahap ini tentu kita semua merasakan kesakitan dan rasa tidak nyaman. Kita tidak bisa menghindar dari proses ini, sebab tanpa dibajak atau dicangkul tanah tidak dapat ditaburi. Ini berarti tidak akan ada hasil tuaian.

Jalanilah proses Tuhan dengan sukacita, Dia selalu tepat waktu dalam menjalankan kehendakNya. Segala sesuatu terjadi indah pada waktunya.
 
Yesaya 28:25 Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya? 
 
Seperti bangsa Israel yang menanam benih pada tempat-tempat yang tepat demikianlah Tuhan membentuk hidup kita. Tuhan memakai setiap tempat untuk memproses hidup kita.
 
Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 
 
Perjalanan hidup Yusuf sangat menarik, berawal dari berada di rumah Bapa, suatu tempat yang menyenangkan karena menjadi anak yang dikasihi bapa. 

Yusuf kemudian berada di sumur kering. Keadaan yang terbalik dari rumah bapa. Di sumur kering, segala kenyamanan dilucuti, diganti dengan penderitaan dan sengsara. Namun rupanya tempat ini juga belum cukup bagi Yusuf. Dari sumur kering, Yusuf digiring ke Mesir menuju tempat baru.

Yusuf di rumah Potifar. Yusuf berfikir rumah Potifar lebih baik dari pada sumur kering, tetapi ternyata ia salah. 
Yusuf pun masuk dalam pengalaman berada di dalam penjara. Suatu tempat yang tidak pernah muncul dalam benak dan angan-angannya. Tetapi justru dari penjara, Yusuf berjalan menuju istana raja.
 
Setiap tempat pemprosesan yang disinggahi Yusuf sangatlah penting karena dari tempat-tempat itulah yang menghantarkan Yusuf meraih mimpinya seperti yang Tuhan nyatakan sejak di rumah bapanya.
 
Yesaya 28:27 Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat. 28 Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur. 
 
TUHAN mengerti batas kemampuan setiap anak-anakNYA. IA tidak akan menjalankan prosesnya melampaui kekuatan kita. Tuhan memperlakukan kita dengan cara, ukuran dan saat yang tepat. Segala yang kita alami diukur dengan ketepatan cara dan ukuran yang mampu kita tanggung.

1Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
 
Tetap semangat. Jbu

Postingan Populer