PENGKHOTBAH
PENGKHOTBAH DAN KHOTBAHNYA
Berkhotbah adalah salah satu pelayanan pengkhotbah yang sangat penting dalam pelayanan. Melalui khotbah, pengkhotbah memberitakan keselamatan dalam Yesus Kristus dan mengajarkan seluruh kebenaran Firman Allah kepada jemaat yang dilayaninya. Menurut pengamatan saya, khotbah adalah satu cara yang paling banyak digunakan oleh gembala jemaat untuk memberitakan dan mengajarkan Alkitab.
Khotbah adalah salah satu cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan, pesan ini didasarkan pada apa yang tertulis di dalam Alkitab (kabar baik). Bahasa Yunani:”kabar baik” disebut “eungalion”, Alkitab sebagai sumber pemberitaan Firman Tuhan.
Kualitas khotbah sangat menentukan pengenalan jemaat akan Firman Allah yang akan menuntun mereka kepada kedewasaan rohani. Tentang hal ini, Warren W. Wiersbe dan Howard F. Sugden menyatakan bahwa tidak ada hal lain yang dapat menggantikan penyampaian Firman Allah melalui cara berkhotbah. Selanjutnya dikatakan bahwa kadar kedewasaan rohani jemaat naik turun menurut naik turunnya kadar khotbah-khotbah yang disampaikan berdasarkan Firman Allah (Memimpin Gereja Secara Mantap, Bandung : LLB, 1994:71-72).
Itulah sebabnya, setiap pengkhotbah harus dapat terus meningkatkan kompetensinya dalam berkhotbah, apalagi kecenderungan saat ini jemaat memilih gereja di mana gembala jemaatnya dapat berkhotbah dengan baik.
Jika gembala jemaat tidak meningkatkan kualitas berkhotbahnya, jemaat tidak akan bertumbuh, baik secara kualitas mau pun kuantitas dan sangat besar kemungkinan jemaat akan berpindah ke gereja lain.
jangan sampai pusat khotbah bergeser dari teks Alkitab kepada pengalaman pengkhotbah. Sehingga pengalaman tidak digunakan untuk menjelaskan teks Alkitab, tetapi pengalaman pribadi menjadi pusat berita yang dikuatkan oleh teks Alkitab. Kebenaran yang dikhotbahkan tidak bertumpu pada kebenaran Alkitab, tetapi pada pengalaman pribadi.
Sangat penting memahami gambaran besar Alkitab dalam menyiapkan suatu khotbah, karena dengan demikian, berita yang disampaikan tidak keluar dari konteks. Untuk itu pengkhotbah harus memiliki pemahaman Alkitab yang konprehensif, sehingga penafsirannya benar-benar Alkitabiah. Sangat disayangkan banyak pengkhotbah yang memahami teks dalam sudut pandangnya sendiri, karena melihat sebuah teks di luar konteks (gambaran besarnya).
Untuk itu jangan berhenti terus belajar mempersiapkan kotbah dengan baik dan benar, belajar berkotbah dan mempraktekkan kotbah juga dengan baik dan benar.
#METPAGISAHABAT
Semangat penuh harapan🔥